#4 Awal mula pilihan

-Ilana
November 2004

Dunia ini seakan sepi. Seramai apapun keadaan disekitarku, aku selalu merasa dalam kesendirian. Ada sesuatu yang hilang dalam diriku, dan aku tidak bisa berbuat apa-apa. Awalnya aku mengira kata-kata bijak dari setiap orang dapat membantuku sedikit demi sedikit, namun ternyata tidak. Kata-kata mereka bagaikan zat pewarna yang diteteskan di tengah lautan, awalnya sangat pekat tetapi hilang dalam hitungan detik. Rasa ini seakan tidak membiarkanku untuk pergi sedikitpun, selalu datang di setiap kesendirianku.

Sepertinya percuma saja, kehidupan kuliah yang kukira dapat menyembuhkan luka ini ternyata tidak dapat membantu. Segala kesibukan yang aku ikuti hanyalah menjadi pengalih sementara perasaan ini. Pernah ada seseorang yang mengatakan, “jangan sampai jatuh cinta pada saat hujan turun, karena jika cinta itu berakhir, maka kau akan merasakan sakitnya setiap hujan turun.”

Lalu bagaimana jika aku jatuh cinta di setiap saat bersamanya?

Mungkin ini yang akan terjadi jika jatuh cinta pada sahabat terbaikmu, orang yang selalu menghabiskan waktu bersamamu, melakukan berbagai kegiatan bersama, dan tempat untuk kembali dikala dunia luar sudah terlalu kejam. Ketika memutuskan untuk saling mencintai, secara tidak langsung hubungan persahabatanpun akan hilang. Bagaikan berjalan di sisi jurang dan tak ada tempat kembali, ketika terjatuh kau akan merasakan sakit yang sangat dalam. Karena tidak hanya kehilangan seorang yang sangat dicintai, namun kehilangan pula seorang sahabat tempat kembali dari semua masalah.

Oleh karena itu semua hal menjadi terasa salah. Aku ingin sekali bercerita tentang sakitnya kehilangan orang yang kucintai, namun tempat aku bercerita turut hilang. Aku seperti orang yang tersesat dan tak tahu arah untuk kembali.

Aku harus mencari berbagai kesibukan agar tidak ada waktu kosong sedikitpun untuk mengingatnya. Aku sudah terlalu lelah dengan perasaan ini.

Jadi dengan keinginan untuk mencoba melupakan semuanya ini, aku akan menyibukan diriku dalam berbagai kegiatan dan organisasi. Mungkin dengan begitu semua perasaan ini akan hilang perlahan-lahan.


-Reyza
November 2004

Ketika kita membuat suatu mimpi dan tujuan, kita harus membuat tahapan-tahapan untuk mencapainya. Percuma jika kita berkeinginan memetik buah di suatu pohon, namun kita tidak memikirkan cara untuk menggapainya. Namun terkadang rencana-rencana yang sudah disusun dengan matang tiba-tiba dapat berubah di tengah jalan.

Aku pernah menghadapi suatu pilihan yang sulit. Setelah perjuangan yang sangat keras, akhirnya aku dapat diterima di Kampus yang sangat kuinginkan dari dulu. Namun ternyata selalu ada persimpangan di setiap jalan yang ingin kita ambil, aku juga diterima di Kampus lain yang tidak kalah bagusnya dengan jurusan yang lebih kuinginkan

Dalam pilihan ini aku tidak boleh menjadi super idealis yang terus menerus bersikeras untuk tetap berada dipilihan yang awal, selalu ada makna di setiap persimpangan yang kita lewati. Aku harus mencoba mem break down pilihan ini dari sisi kelebihan dan kekurangannya masing-masing.  Karena semua yang kita putuskan sekarang, dampaknya bisa terjadi setelah bertahun-tahun kemudian.

Setelah mencoba berdiskusi dengan beberapa orang, jawaban yang kuterima selalu berujung dengan pertanyaan, “Passion lo apa?” dan mungkin ini juga yang membuat aku kembali berfikir apa saja yang ingin kucapai di masa mendatang, dan pilihan mana yang bisa membuatku lebih cepat sampai ke tujuan tersebut.

Dengan banyak pertimbangan, akhirnya aku memutuskan lebih memilih jurusan yang kusukai dibanding kampus yang kuimpikan, mungkin dengan kumelepas salah satu mimpi, aku bisa mencapai mimpi-mimpi lainnya dengan lebih mudah.

Sekarang aku sudah berada di kampus ini, dan so far semuanya berjalan dengan baik, walaupun menurutku hidup di perkuliahan itu bagaikan game feeding frenzy. Awalnya kita hanyalah ikan kecil yang menjadi mangsa ikan-ikan lainnya, namun semakin kita mengembangkan diri kita menjadi lebih baik, kita akan berada dalam posisi atas yang nantinya akan bertemu dengan tantangan baru yang lebih sulit, dan kita bisa mengembangkan diri lebih jauh lagi.

Jadi dengan keinginan mengembangkan diri ini, aku akan mencoba mengikuti organisasi-organisasi yang kurasa cocok dengan diriku. Aku akan memperdalam berbagai pemahaman yang ada disekitar, dan mencoba mempelajari berbagai karakter orang-orang yang kutemui nantinya. Dengan begitu, aku dapat mengembangkan diri lebih jauh lagi.


-Penulis

Begitulah awal mula dari takdir akan mempertemukan mereka berdua. Walaupun dengan niat awal yang jauh berbeda, mereka berdua memutuskan untuk menyibukan diri dalam berbagai kegiatan dan organisasi di kampus.

Pada awal cerita ini sudah mulai terlihat berbagai pilihan yang harus mereka pilih. Ilana yang memilih melupakan semua perasaan lamanya, dan Reyza yang dihadapi pilihan besar dalam menentukan kampus yang dituju. Semua pilihan tersebut kemudian akan bercabang lagi menjadi pilihan-pilihan lainnya yang nantinya akan mengantarkan mereka berdua ke suatu muara yang sama.

Kita mungkin seringkali tidak menyadari, bahwa setiap pilihan yang kita ambil sesimpel apapun akan mengantarkan kita ke skenario yang jauh berbeda. Begitupula yang terjadi dengan Ilana dan Reyza, setiap pilihan yang mereka ambil ternyata dengan sendirinya berubah menjadi jutaan skenario berbeda, yang nantinya hanya ada satu skenario yang akan mempertemukan mereka berdua. 

Comments

Popular Posts