Kitidaktahuan yang kita miliki
Di dunia ini secara tidak sadar, hal yang paling kita takuti adalah ketidaktahuan.
Mungkin banyak dari kita yang pernah membayangkan seandainya kita bisa tahu masa depan seperti apa, tapi inilah ujian terberat yang kita pikul. Dengan seluruh pengetahuan minim yang kita punya, kita disuruh untuk menapaki jalan kebenaran, yang kitapun tidak tahu secara pasti mana yang benar dan mana yang salah.
Berbekal akal dan pikiran, sedikit demi sedikit kita berusaha lepas dari ketidaktahuan ini, mempelajari dan mempercayai berbagai hal yang ada di dunia ini. Mungkin hal yang paling dipercaya manusia adalah indra yang kita miliki, karena melalui indra inilah semua informasi masuk ke dalam pikiran kita. Namun apakah kita sudah menyertakan hati nurani kita dalam memproses informasi yang masuk ke dalam pikiran kita?
Sekarang ini terlihat sangat jelas perang pemikiran di media sosial. Masing-masing membawa fakta yang diyakininya sebagai senjata. Mungkin perang ini lebih berbahaya dibanding peperangan yang terjadi dengan fisik.
Pada peperangan yang terjadi dengan fisik berlaku :
Namun pada peperangan pemikiran, semua diadu untuk menjadi yang paling benar. Menjatuhkan lawan dengan segala fakta-fakta yang dimiliki, dengan menyembunyikan fakta lain yang tidak diinginkan.
Peperangan yang ditimbukan oleh ketidaktahuan.
Sekarang sedang ramai oleh isu penistaan agama, dan semua orang berlomba-lomba mengedepankan fakta-fakta yang mereka yakini, dengan menutup semua informasi terhadap semua hal yang tidak ingin mereka yakini.
Coba kita bayangkan, yang pro terhadap ahok tidak akan mencari di search engine tentang kebaikan-kebaikan di Aksi 212 atau bagaimana dalamnya arti Aksi 212, dan yang pro terhadap aksi 212 tidak akan mencari di search engine tentang apa kebaikan yang telah dilakukan Ahok, atau jasa-jasa yang telah dilakukannya. Kedua pihak saling menutup mata.
Itulah manusia, dengan ketidaktahuan yang dimiliki, selalu haus dengan berbagai informasi.
Namun sayangnya kebanyakan hanya ingin mengetahui apa yang mereka ingin ketahui saja.
Untuk menguji hal tersebut, kita bisa mencoba "menangisi" kedua hal berikut. Manakah yang membuat kalian lebih tersentuh?
http://www.infoteratas.com/2016/11/tulisan-menohok-menampar-aksi-bela.html
Inilah yang paling seram dari peperangan pemikiran.
Orang yang pro ahok tidak akan mempedulikan fakta bagaimana banyak ustad, ulama, serta jutaan umat islam yang sampai segitunya membela Al-Quran.
Bukannya mempertanyakan, "mengapa jutaan orang bisa sampai tergerak segitunya untuk membela Islam?"
malah mempertanyakan, "ngapain sih segitunya banget?"
Orang yang pro aksi 212 juga tidak akan mempedulikan fakta bagaimana jasa-jasa ahok dalam mengurus tatanan ibukota selama ini.
Bukannya mempertanyakan, "Apa sih jasa-jasa yang telah Ahok lakukan untuk Negara ini?
malah mempertanyakan, "ngapain dukung orang yang sudah menistakan agama?"
Disinilah semua orang mengeluarkan apa yang diyakininya, semua fakta-fakta yang mereka anggap benar dikeluarkan menjadi pembenaran bukan kebenaran, dengan meyembunyikan fakta-fakta lainnya yang tidak sepaham dengan jalan pikiran mereka.
Jujur disini gua sedih ketika melihat video aksi super damai membela islam dan gua tidak dapat ikut dalam Aksi tersebut, namun gua juga sedih ketika ada orang sang terlalu berlebihan dalam mengartikan sesuatu seperti kasusnya sari roti ini
Kalau dilihat dari tulisan sari roti tersebut, memang dengan sangat mudah untuk membelokan artinya kesana-kemari tergantung dari keyakinan yang kita miliki. Tapi bisa dilihat bahwa sari roti juga berusaha untuk senetral mungkin dengan mencantumkan poin pertamanya adalah ikut memberikan apresiasi terhadap aksi 212 kemarin.
Sebagai perusahaan besar jelas tidak mau terkesan terlibat dengan aksi yang superbesar seperti ini, apalagi mengarah ke persoalan agama. Namun nyatanya semua serba salah. Pihak sari roti "mungkin" tujuannya itu hanya ingin mengklarifikasi bahwa gratisnya itu karena ada yang memborong dari pihak konsumen. Apa salahnya suatu perusahaan meluruskan suatu fakta.
Gua yakin dari dua belah pemikiran ini, semua ingin negara Indonesia maju dan dapat bersatu.
Karena walaupun kita yakin dengan kehidupan akhirat, kita juga dititipi untuk menebar kebaikan di dunia yang hanya sementara ini. Walaupun sudah jelas tujuan utama kita diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
Terkadang banyak dari kita yang kelakuannya tidak sejalan dengan cara pemikirannya.
Kita mungkin telah melihat dan mendengar dengan kepala kita sendiri apa saja jasa yang telah dilakukan oleh Ahok, namun apakah kita sudah turut menyelusuri segala kebijakannya dengan mendalam, dan apakah dampak dari segala kebijakannya di masa mendatang?
Kita mungkin telah rajin beribadah dan membaca Al-Quran, tapi apakah kita sudah memaknai segala ibadah yang kita lakukan, apalagi membaca buku tafsir-tafsir dan hadist?
Sekarang kita dalam keadaan saling menyalahkan.
Dimana orang-orang yang pro ahok menyalahkan orang-orang yang mengikuti aksi super damai, dan orang-orang yang mendukung aksi super damai menyalahkan orang-orang yang pro akhok.
Yang bikin heran, banyak orang-orang yang pro Ahok tidak berkaca bagaimana kualitas ibadah yang mereka jalani, begitupula orang-orang yang ikut aksi super damai. Banyak yang mudah tersulut suatu hal sehingga melakukan sesuatunya secara agak berlebihan. Tidak berkaca dulu terhadap diri sendiri.
Yang bikin heran, banyak orang-orang yang pro Ahok tidak berkaca bagaimana kualitas ibadah yang mereka jalani, begitupula orang-orang yang ikut aksi super damai. Banyak yang mudah tersulut suatu hal sehingga melakukan sesuatunya secara agak berlebihan. Tidak berkaca dulu terhadap diri sendiri.
"Fakta" saat ini hanyalah barang obralan, yang diobral sesuka hati untuk dipilih mana yang disukai.
Sekarang ini juga sering terjadi perdebatan tentang membeli produk di perusahaan milik asing, ada orang yang berpendapat bahwa pegawai-pegawai yang bekerja di perusahaan asing itu orang indonesia juga, misalnya di "mart-mart" yang sekarang semakin meluas. Jika kita tidak belanja disitu, mau makan apa pegawai yang bekerja disana.
Padahal kalau kita lihat bahwa banyak warung-warung kecil yang mati karena kedatangan "mart-mart" seperti itu. Gua bingung dengan orang yang benci terhadap perusahaan asing yang menguasai Indonesia, tapi tetap saja selalu bergantung terhadap produk-produk dari perusahaan tersebut. Tidak heran banyak produk Indonesia yang mencoba berkembang namun gagal, karena tidak ada dukungan dari rakyatnya sendiri.
Padahal kalau kita lihat bahwa banyak warung-warung kecil yang mati karena kedatangan "mart-mart" seperti itu. Gua bingung dengan orang yang benci terhadap perusahaan asing yang menguasai Indonesia, tapi tetap saja selalu bergantung terhadap produk-produk dari perusahaan tersebut. Tidak heran banyak produk Indonesia yang mencoba berkembang namun gagal, karena tidak ada dukungan dari rakyatnya sendiri.
Jujur dengan kerjaan yang gua dalami sekarang, gua dapat melihat dunia sedikit lebih luas.
Gua bisa melihat bagaimana semua jenis produk dikuasai oleh pihak asing, dan kita disini hanya bisa pasrah mengikuti keadaan. Dan semakin kesini, semakin banyak bidang-bidang yang diambil alih oleh perusahaan asing, gua jadi bertanya-tanya kenapa bisa seperti ini Indonesia.
Dan dari kerjaan ini juga gua jadi merasakan bagaimana kekuasaan itu sangat berpengaruh ke segala hal. Bagaimana dengan suatu kekuasaan orang jadi memiliki kebebasan lebih untuk mengatur sesuatunya sekehendak dia. Maka dari itu kita harus benar-benar hati-hati dalam menentukan sosok seorang pemimpin, karena dalamnya lautan paling dalam kita bisa mengetahui namun dalamnya hati manusia hanya Tuhan yang dapat mengetahuinya.
Dalam ketidaktahuan yang sedang kita jalani sekarang, bagaikan kita sedang menelusuri lorong yang sangat gelap. Namun selalu ada seberkas cahaya yang dapat memandu kita dalam menelusurinya. Cahaya dari keyakinan kita terhadap ajaran Agama Islam.
Comments
Post a Comment