I think The Show must Go On
Akhirnya gua bisa juga nikmatin waktu libur. Setelah seminggu yang padat banget (seperti minggu-minggu lainya), akhirnya gua bisa bener-bener istirahat di rumah melepas segala pikiran. Mendekati deadline proyek kaya gini, emang segala hal jadi sibuk. Berbagai unit ratusan juta rupiah yang beratnya ratusan kilo sampai berton-ton mulai berdatangan untuk diangkat ke lantai 2 atau 3, material-material yang dokumennya bermasalah terus dikejar sampai harus ke supplier-suppliernya, segala progress di lapangan harus terus dimonitor dari sisi kuantitas dan kualitasnya, dan segala kebutuhan material yang diperlukan juga harus ada agar progress tidak terhenti.
Di proyek itu, menurut gua engineer pusat dari segalanya. Mulai dari site manager sampai supervisor, semua pasti larinya ke engineer untuk koordinasi. Dari meeting-meeting yang pajang bahas progress dan berbagai kendala yang ada, sampai ke lapangan untuk menyelesaikan masalah-masalah di lapangan.
Disini, gua mesen forklift, sampai mobil crane yang super gede itu bagaikan mesen gojek. Request ke kantor, terus langsung nelepon tempat sewanya untuk ngasih tau perlu dateng jam berapa. Nelepon dan ditelepon juga oleh supplier entah yang mau nanya ulang spek material, atau yang mau ngabarin status material. Jadi sekarang banyak banget nomer-nomer asing di HP gua.
pengangkatan unit AHU dengan mobile Crane
Jujur, gua kadang ga nyaman jika diandelin untuk berbagai hal. Gua tuh apasi, cuman fresh grad yang baru pertamakali terjun di proyek. Dan kalau ada salah-salah entah di data atau miskomunikasi, itu ruginya bisa belasan sampai puluhan juta, gils beban gaksi itu jadinya ckck
Tapi terkadang gua menikmati itu semua, ketika semua teman-teman gua bilang resign aja, gua malah balik bilang, “tunggu deh sampai proyek ini selesai, disini tanggung jawab gua masih banyak.”
Ok, disini emang gua kerja sibuk abis, berbagai note terus bertambah seiring bertambahnya to do list yang harus gua kerjakan, bahkan pernah gua sampai make 3 laptop sekaligus pas kerja, yang terkadang bikin emosi gua jadi ga stabil. Namun ada suatu hal yang gua rasain ketika merancang ini semua, kaya: gimana sih ketika lo bisa bangun sesuatu dari awal banget sampai akhirnya bisa jadi keseluruhan, dan lo di akhir bisa menikmati hasil kerja keras lo selama ini. Apalagi ini proyek pertama gua.
satu buat dokumen aproval material, satu buat req kebutuhan material, satu buat work method :(
hari Minggu, harus masuk proyek
Walaupun kadang untuk mengurangi beban stress yang gua hadapi, gua harus nyeritain segala kesibukan dan kendala di proyek ini ke temen-temen deket gua. Kalau udah cerita ke mereka, gua lampiasin lah segala kebobrokan yang ada di proyek, segala hal-hal ngeselin di proyek, sampai gua bener-bener puas dan lumayan ngilangin beban pikiran yang ada. Soalnya gua ngerti, ga akan bisa ngelampiasin beban pikiran gua ini ke orang yang sama-sama di proyek, everyone in here have their own problem, dan gua ga bisa se egois itu menganggap beban gua yang paling besar.
Selain itu, gua juga akuin kalau disini banyak banget pengalaman yang bisa diambil. Disini secara ga langsung gua diharuskan tahu tentang segala hal, mulai dari keseluruhan sistem-sistem yang bakal berjalan di bagian tata udaranya, sampai sesimpel pemilihan baut, atau cara pemasangan ducting dan pipa-pipa. Gua juga menargetkan diri gua harus tahu segala hal disini mulai dari proses awal jalannya tender, bagaimana menentukan spek dari setiap material, tahapan pekerjaan dari awal sampai akhir, atau sesimpel menghitung penggunaan Insulasi itu bisa digunakan untuk berapa meter ducting, dan kecepatan per meter ducting itu per harinya berapa per orangnya. Soalnya gua sadar bahwa jika gua tetap mendalami bidang ini, gua ga akan terus menjadi engineer yang mengurus data teknik, gua juga lama-lama akan naik tanggung jawabnya ke hal-hal management dan mengambil keputusan.
Setelah pengecekan unit AHU yang datang
Fabrikasi Ducting
Comments
Post a Comment