pelabuhan bagi si kapal

Di tengah lautan yang luas ada sebuah kapal, tidak kecil tapi tidak besar pula. Kapal itu senang berpetualang kemanapun ia mau, selalu mencoba hal-hal baru. Dia mempunyai banyak kapal-kapal lain yang berteman dengannya, bersama melakukan petualangan. Mungkin ituah sebabnya mengapa ia hampir ridak pernah berlabuh di pelabuhan. Menurut dia, memang belum saatnya, masih waktunya untuk bebas berpetualang.

Belakangan ini tugasnya mengantar barang-barang muatan semakin banyak, dari pulau yang satu ke pulau yang lainnya. Dia hampir tidak pernah istirahat untuk melakukan tugas-tugasnya itu. Tetapi ada yang membuatnya bisa terus bertahan melakukan semua tugasnya itu, dia menemukan suatu pelabuhan yang indah, disana pelabuhannya indah dan megah, suasananya sangat mewah, nampak banyak ukiran di atas atap-atapnya, disana suasananya nampak sangat menyenangkan baginya. Dia ingin sekali bisa terus berlabuh disana.

Anehnya, kapal ini jarang sekali ke pelabuhan itu, dia sendiri juga tak tahu mengapa rasanya sulit sekali singgah disitu walau hanya berlabuh sebentar atau hanya untuk menikmati suasana di pelabuhan itu. Biasanya ia hanya lewat di depan pelabuhan itu dan melirik kesana, membayangkan bahwa ia bisa terus berlabuh disana. Memang kadang-kadang kapal itu memberanikan diri juga untuk berlabuh disana, mengobrol dengan pelabuhan itu. Tapi itu tidak pernah lama, hanya sebentar lalu kapal itu melaut lagi.

Disamping itu, ada suatu pelabuhan lain, tempat kapal itu sering singgah, disini tidak semewah pelabuhan disana, tetapi suasananya sangat menyenangkan, setiap hari burung-burung berkicau di atas pelabuhan itu, ombak menyapu dengan ramah ke pantai, suasana sejuknya dengan banyak pepohonan dan angin sepoi-sepoinya yang membuat siapapun tidak bisa melupakan pelabuhan ini. Dan memang ini tempat langanan si kapal untuk berlabuh, bercerita banyak dengan pelabuhan sejuk ini tentang pelabuhan mewah itu, pelabuhan sejuk ini selalu mendengarkan ocehan si kapal dengan setia, membujuk si kapal untuk memberanikan diri untuk sering-sering berlabuh di pelabuhan mewah itu. Sejak saat itu si kapal menjadi teman baik dengan si pelabuhan sejuk ini.

Benar saja, sekarang si kapal menjadi lebih sering berlabuh di pelabuhan itu, walaupun memang tidak lama. Tetapi di samping itu, ada kapal lain juga yang sering, bahkan lebih sering daripada si kapal petualang ini. Kapal itu memang mewah, dan besar, menjadikannya sangat cocok dengan pelabuhan itu. Memang sih, si kapal petualang sudah tahu dari dulu, kalo si kapal mewah ini memang sering berkunjung ke pelabuhan mewah itu. Tetapi itu tidak membuatnya langsung putus asa, dia tidak mau menyerah begitu saja kepada sang kapal mewah, dibantu dengan si pelabuhan sejuk yang selalu menemaninya dan memberikan nasehat-nasehat kepada si kapal petualang.

Belakangan ini, si kapal mewah menjadi lebih sering, bahkan selalu berlabuh di pelabuhan mewah itu, membuat si kapal petualang menjadi lebih jarang bisa berlabuh disana. Semangatnya untuk bisa terus berlabuh di pelabuhan mewah itu menjadi semakin berkurang, apalagi mendengar cerita si pelabuhan sejuk bahwa si pelabuhan mewah itu senang juga bila si kapal mewah berlabuh di pelabuhannya. Ini semakin membuat si kapal petualang ini gampang terhempas badai atau ombak besar, bahkan sekarang si kapal petualang lebih sering menerima kerjaan-kerjaan pengiriman barang, dan menyibukan dirinya agar bisa sejenak melupakan pelabuhan mewah tersebut.

Anehnya, kadang terasa bahwa si pelabuhan mewah itu mengundang kapal petualang agar mampir atau berlabuh sejenak di tempatnya. Tapi mungkin itu hanya perasaan si kapal petualang saja, ia tahu bahwa si pelabuhan mewah itu lebih suka kapal mewah yang berlabuh di pelabuhannya daripada si kapal petualang ini. Bahkan sekarang si pelabuhan sejuk juga sudah jarang memberikan dukungannya kepada si kapal petualang ini, tapi tetapi menjadi pendengar yang baik dikala kapal petualang ini lagi lemah terombang ambing ombak.

to be continued

Comments

Popular Posts