Berkelana
Hidup di kampus ini seperti melakukan suatu perjalanan panjang, di setiap perhentiannya selalu ada banyak pelajaran yang dapat diambil.
Hari ini secara random banget gua ke kampus bawa toga buat foto ala-ala mahasiswa yang seakan ga sempet ikut wisuda dan kepengen banget difoto. Jadi rencana H-1 ini dicetuskan oleh sohib gua dan akhirnya besoknya dari pagi kita langsung meluncur ke kampus, soalnya siangnya mau nonton film rame-rame.
Target destinasi awal banget yang dituju adalah balairung, tapi karena ditutup baricade yang entah kenapa dipasang, akhirnya kita memutuskan ke teknik dulu.
Fakultas Teknik ini telah memberi banyak sekali pengalaman berharga dan kenangan di setiap sudutnya. Banyak pembelajaran yang gua dapat disini, mulai dari pembelajaran formal sampai pembelajaran tentang kehidupan.
Teknik ini udah gua anggap rumah sendiri, ga ada lagi kata ga nyaman atau asing ketika ada disini. Di teknik sampai tengah malam sering gua rasakan, bahkan di teknik dari pagi sampai pagi lagi. Banyak tempat yang sering jadi tempat nongkrong atau jadi tempat rapat-rapat yang gua lakuin, dan di setiap tempat itulah gua mendapat berbagai hal yang dapat gua pelajari.
Banyak inspirasi-inspirasi yang gua temukan saat berada di fakultas ini, yang gua rasa sangat berguna untuk kehidupan gua kedepannya. Selain itu juga disini gua menjadi terlatih untuk urusan cara berfikir dalam menangani setiap masalah yang ada.
Tentunya sebagian besar hal-hal yang gua dapat di teknik bersumber dari jurusan teknik mesin. Jurusan yang paling gersang karena cewenya dikit, tapi bisa tetep asik walaupun kadang temen makan temen jadi hal yang biasa.
Banyak pencapaian yang gua dapat berasal dari didikan disini. Transfer wawasan sama senior maupun junior sudah lazim terjadi, mulai dari tips mudah mendapat nilai baik hingga tips mudah mendapat gebetan.
Disini juga tersebar luas berbagai riset dan proyek dosen, yang tentunya akan mendapat banyak pengalaman dibanding pelajaran kuliah biasa. Oh ia, mendapat tambahan uang saku juga..
Banyak yang berubah dari sebulan lebih gua tinggal ke cikarang, sekarang di gedung K sudah jadi lift nya, dan di Kantek sudah resmi pakai e money untuk pembayarannya. Jadi inget waktu habis wisuda malemnya ngobrol sama tukang nasgor langganan, katanya ada kemungkinan ga dibolehin masak di kantek, harus udh disiapin semuanya sebelum jualan. Hal kaya gini akan jadi pembatas untuk mahasiswa yang pulang malam karena kalau malam pasti semua makanan sudah habis, dan tidak ada lagi yang bisa dibeli kecuali keluar teknik. Padahal kalau zaman gua maba, jam 11-12 kantek masih rame dan kadang kalau malem masih ada aja yang buka warung di kantek.
Setelah lelah foto di teknik, kita ngelanjutin foto di gedung rektorat. Entah kenapa gedung rektorat ini jadi semacam tempat yg asik banget buat foto, dan jadi kaya tempat khasnya kalau untuk wisuda. Mungkin anak ui belum ngerasa wisuda kalau ga ada foto yg berlatar gedung rektoratnya.
Kalau udh disini jadi ingat dulu pas baru awal masuk jadi maba, disela-sela kegiatan ospek ada sesi orator dari ketua BEM saat itu yang menuntut ketidakadilan kepada rektor yang saat itu sedang menjabat. Pada kala itu sangat terasa bagaimana kampus ini bisa disebut sebagai kampus perjuangan, terbayang bagaimana kita yang akan melanjutkan tongkat estafet seperti itu nantinya.
Terakhir gua mampir di perpus, walaupun keadaannya rame banget sama yang main pokemon go tapi gua cuek aja buat foto-foto.
Gua sering banget ke perpus di tahun pertama masuk sama di tahun terakhir kuliah aja. Di tahun pertama perpus jadi tempat nunggu kelas yang asik banget, tempatnya pw, internetnya kenceng, terus banyak cewe badai lewat. Mulai jarang ke perpus semenjak tahun ketiga, soalnya mulai misah kelas dgn beberapa temen gua, terus parkiran yang samping perpus juga ditutup, jadi harus nyari parkir di MUI kalau mau deket. Tapi di penghujung kelulusan mulai sering ke perpus lagi, buat main pokemon go wkwk, sekalian ngurus semua berkas untuk kelulusan.
Hal yang gua suka dari perpus ini adalah namanya, yaitu "crystal of knowledge" yang ada di depan perpus. Kata-kata itu seakan ngegambarin bagaimana ilmu yang ada di perpus ini abadi, dan sangat berharga. Terus, sayang banget kalau sebagai anak UI ga manfaatin fasilitas perpus yang bikin kita bisa punya akses bebas ke berbagai web jurnal internasional, selain itu ada juga akses ke jutaan buku yang ada di perpus secara online.
Ok, jadi itulah one day trip gua berkelana ke kampus dengan tempat yang sama namun dengan "zona waktu yang berbeda". Masa-masa kampus merupakan masa yang paling banyak kenangan dan pembelajaran dalam hidup gua sampai saat ini. Terimakasih pokoknya buat temen gua @nindahapsarii yang telah membawakan kamera dan mengajak gua berkelana di kampus ini, yang mungkin jadi terakhir kalinya bisa muter-muter kampus secara random.
Comments
Post a Comment