#5 Kutub yang berbeda
-Reyza
Februari 2005
Hari ini hari yang melelahkan.
Namun kesibukan ini membuatku berpikir lebih jauh tentang kehidupan ini. Aku bertemu banyak orang dengan pikiran yang sangat luas yang mempunyai semangat untuk memajukan kualitas mahasiswa dan negeri ini. Sekarang aku sadar betapa pentingnya pendidikan karakter di kalangan mahasiswa, karena jalan pikiran mahasiswa terbentuk dari informasi yang paling banyak diterimanya. Jika mahasiswa sering mendapatkan informasi tentang berbagai permasalahan sosial maka secara tidak langsung ia akan terjun ke permasalahan sosial tersebut dan berusaha untuk menyelesaikannya, pun begitu juga jika informasi yang didapat adalah tentang keilmuan, olahraga, pendidikan, dan sebagainya.
Hal ini membuatku berfikir bahwa secara tidak langsung sebenarnya mahasiswa itu mirip seperti super heroes, masing-masing mempunyai kekuatan yang berbeda namun dengan tujuan yang sama. Menumpas kejahatan. Kita tidak bisa mengatakan bahwa mahasiswa tidak berkontribusi hanya karena ia tidak ikut kegiatan sosial, karena bisa jadi dia sedang memajukan bidang lainnya. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu badan yang mengurus minat-minat para mahasiswa untuk dikembangkan, dan mungkin itulah fungsi lembaga-lembaga di kehidupan kemahasiswaan saat ini. Setidaknya hal inilah yang aku dapat di awal mengikuti kegiatan kelembagaan.
Buku agenda kegiatan untuk bulan depan sudah mulai terisi penuh. Tinta warna warni menghiasi deretan angka, membentuk lingkaran pada beberapa tanggal tertentu. Minggu depan aku harus menghadiri beberapa rapat dan kegiatan yang telah direncanakan. Salah satu rapat yang nantinya akan aku datangi adalah rapat penting untuk menjalin kerjasama dengan salah satu lembaga fakultas lain, aku ditunjuk sebagai perwakilan dari lembagaku. Mungkin ini akan menjadi suatu awal yang baik untuk hubungan kedua lembaga ini.
-Ilana
Februari 2005
Hari ini hari yang melelahkan.
Namun kesibukan ini membuatku dapat melupakannya sesaat, walaupun aku harus bertemu dengan orang-orang munafik yang kata-kata "ideal"nya terkesan membuat perkataan orang lain salah tetapi perbuatannya bertolak belakang dengan kata-katanya. Sekarang aku sadar, mengapa kualitas mahasiswa cenderung tidak berubah malah terkesan terjadi penurunan. Hal ini dikarenakan banyak orang yang merasa dirinya paling benar dan selalu unjuk diri mengeluarkan kata-kata manisnya. ya.. hanya kata-katanya saja yang manis. Oleh karena itu kata-kata yang disampaikannya menguap dalam hitungan detik. Hanya untuk tepuk tangan semata. Sisanya, semua kembali seperti semula. Jika mahasiswa selalu mendengarkan orang-orang seperti ini, maka idealisme mahasiswa hanyalah idealisme tepuk tangan yang tidak akan merubah apapun.
Hal ini membuatku berfikir bahwa idealisme mahasiswa hanyalah idealisme yang sesaat, karena tidak ditanamkan sampai akarnya. Ini mudah sekali terlihat dari masih banyaknya pelanggaran dalam kehidupan mahasiswa, tidak sesuai dengan idealisme manisnya. Mungkin akan menarik melihat bagaimana orang yang tutur katanya sangat idealis dan terlihat penuh wibawa dijatuhkan dengan fakta-fakta yang ada. Membuat semua kata-katanya yang bagaikan cerita di dunia dongeng menghilang ketika disadarkan bahwa ia berada di dunia nyata.
Aku merebahkan diri ke kasur. Terdengar bunyi tanda beberapa pesan masuk, entahlah ponsel itu berada dimana. Aku tidak peduli. Kembali terbayang sosok dirinya yang selalu memberikan semangat ketika aku lelah, tak terasa air mata ini hampir terjatuh. Kuhirup nafas dalam-dalam, berusaha menyadarkan diriku kembali ke realita. Kembali terdengar bunyi pesan masuk, aku segera bangkit mencari ponselku, mengaduk-ngaduk isi dalam tas. Ada beberapa pesan yang masuk, namun aku hanya membaca pesan yang berasal dari sekertaris lembagaku, yang mengingatkan tentang pertemuan dengan lembaga fakultas sebelah. Sisanya hanyalah pesan dari orang-orang yang berusaha membuat bahan obrolan denganku, biasanya hanya kubalas dengan pesan singkat. Sudahlah, aku sedang tidak ingin merasakan perasaan-perasaan seperti itu lagi.
Comments
Post a Comment