Perbaiki diri, hal-hal besar berawal dari hal-hal kecil
Ketika kita menganggap keadaan yang sedang kita jalani sekarang baik-baik saja, merasa tidak ada yang salah dengan semua ini, justru kita perlu khawatir. Terkadang banyak hal yang nampak namun tidak terlihat. Kita harus memperhatikan hal-hal kecil yang sering kita anggap biasa saja, namun ternyata merupakan bagian dari hal-hal yang besar.
Banyak sekali orang yang bilang bahwa negri kita ini belum merdeka dari penjajahan. Jika puluhan tahun lalu sebelum kita merdeka, kita dijajah dengan kekerasan dan penindasan yang benar-benar terlihat dengan jelas oleh mata kepala kita sendiri bagaimana hak-hak kita diambil, hidup kita dikuasai, kita seperti boneka yang dapat bebas dikendalikan, kita dapat melawannya dengan cara berperang. Tapi apakah semua bentuk pengendalian oleh negara luar kepada negri kita pada zaman ini telah hilang? jika ternyata dalam berbagai aspek kita masih dikendalikan oleh negara luar, berarti kita memang belum merdeka.
Terkadang banyak diantara kita yang secara tidak sadar membenarkan yang salah, membela yang seharusnya tidak perlu untuk dibela. Salah satu contohnya adalah hal-hal hebat dengan perjuangan besar yang dilakukan oleh KPI. Seperti kita tahu, sekarang di dalam televisi lebih banyak sensor-sensor yang diberlakukan untuk berberapa hal. Misalnya untuk hal kekerasan, pakaian tidak senonoh, dan rokok. Hal ini harusnya merupakan suatu hal bagus, karena memang tujuannya dari hal ini adalah mendidik anak-anak dari kecil, tidak membiasakan anak-anak melihat sesuatu yang tak layak untuk dilihat. Karena mau bagaimanapun masa depan suatu negara berada di dalam genggaman anak-anak mudanya. Namun ternyata hal hebat yang dilakukan KPI ini menuai banyak kontroversi, banyak yang protes mengungkapkan bahwa KPI berlebihan, ataupun melakukan hal yang tidak perlu. Alasan mereka kebanyakan normatif, bilang bahwa tergantung ke dirinya masing-masing, ataupun ada yang bilang bahwa hal ini tidak akan berpengaruh apa-apa bagi yang menonton, ataupun membandingkan program tv lain seperti sinetron yang ternyata lebih parah lagi merusaknya.
Mau bagaimanapun kita dapat melihat, bagaimana beberapa program televisi yang menyiarkan hal-hal negatif, atau secara tidak langsung mengajarkan hal-hal yang tidak seharusnya. Itu semua karena yang mereka incar adalah rating, bukan dengan niat untuk membangun bangsa ini. Dan kebanyakan dari kita lebih menyukai hal-hal yang berbau negatif dibandingkan hal-hal positif. Bahkan terkadang kita membuat beberapa hal negatif menjadi terlihat positif dengan pembelaan kita. Bukan hanya di televisi, banyak hal-hal negatif di sekitar kita seperti di buku, majalah, internet, dan sebagainya, yang terkadang kita malah terbiasa dan dijadikan waktu untuk mengusir waktu luang. Bahkan saat gua mengantar adik gua yang SD pergi ke suatu toko buku, banyak buku-buku anak kecil yang sudah mengajarkan hal-hal cinta ke lawan jenis, mengajarkan untuk menggalau ketika cinta tidak tercampaikan atau ditolak. Disini memang gua terlihat sangat berlebihan terhadap hal-hal kecil seperti itu, namun gua percaya bahwa setiap hal-hal kecil yang kita lakukan atau terima, lama kelamaan akan menumpuk menjadi suatu hal yang besar.
Dalam ceramah Jum'at kemarin, diberitahukan bahwa salah satu hal berbahaya yang tidak kita sadari adalah waktu luang. Dengan adanya waktu luang, kita akan mencari berbagai hal yang bisa membuat kita senang, dan banyak yang ujung-ujungnya melakukan hal yang tidak bermanfaat, bahkan kadang ke hal yang negatif. Padahal jika kita ditanya tentang ilmu baik itu ilmu di dunia maupun ilmu agama, terkadang kita merasa banyak sekali hal yang belum kita tahu. Lalu mengapa waktu luang yang ada tidak kita gunakan untuk memperbanyak ilmu, apalagi ilmu agama, membaca berbagai buku tafsir atau Al-Quran. Malah terkadang banyak diantara kita yang lebih mengenal kehidupan para artis idola dibandingkan kehidupan para Nabi dan Rasul. Kita terkadang tahu artis idola kita pernah tampil dalam film apa saja, kapan lahirnya, kehidupannya sehari-harinya, namun hanya sedikit sejarah Nabi dan Rasul yang kita ketahui, padahal kita seharusnya meneladani kehidupan Rasul, bukannya artis idola kita.
Tapi mau bagaimanapun iman manusia selalu naik dan turun, terkadang kita mengalami kebosanan yang amat sangat dan akhirnya mencari cara menghilangkan kebosanan tersebut dengan hal-hal yang mungkin sedikit sekali manfaatnya. Kita memang tidak bisa membatasi diri kita untuk melakukan hal-hal yang kita rasa sangat menyenangkan, apalagi bermain game. Tapi yang perlu kita perhatikan disini adalah kita harus bisa membagi porsi hal-hal yang kita lakukan. Jangan sampai dalam waktu 24 jam kita lebih banyak melakukan hal-hal yang minim manfaat dibandingkan hal-hal bermanfaat lainnya.
Dan kita juga perlu mempunyai target untuk kehidupan kita ini, jangan sampai kita hanya berjalan mengikuti arus kehidupan tanpa tahu tujuan dan arah yang kita inginkan. Gua pribadi yang sudah smester 8 ini mulai mempertanyakan berbagai tujuan gua. Dengan keadaan gua yang Insya Allah sudah mau lulus ini, bagaimana target hafalannya, bagaimana target buku-buku yang ingin dibaca, target cerita yang ingin ditulis, dan berbagai target lainnya. Dengan mempunyai target yang jelas, kita dapat mengisi waktu luang kita dengan hal-hal yang lebih bermanfaat, yang sesuai dengan target yang ingin dicapai.
Terakhir, sesuatu yang juga gua dengar dari ceramah Jum'at lainnya
Sesuatu yang kita baca atau kita tonton lama-kelamaan akan menjadi pemikiran, sesuatu yang menjadi pemikiran lama-lama akan jadi perbuatan, perbuatan yang kita lakukan terus-menerus lama-lama akan menjadi kebiasaan, dan dari kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukan akan membentuk karakter kita.
Comments
Post a Comment