KOMPAS (Komisi Pengawasan, Evaluasi, dan Pengembangan) MPM FTUI 2015



Ketua komisi : wibi
sekertaris komisi : Irene, Awe
Prokom Pengawasan lembaga : Gerra
Prokom Yudikasi : Fia
Prokom Penilaian (evaluasi) : Fahmi
Prokom Transfer Window : Lathif, Feizha
Prokom IKG : Mosses, Febri
Prokom Evaluasi GBPK : Yodi, Gerra


Perjalanan kompas ini dimulai dengan Brainstroming IKM FTUI, sebelum kita ingin bermain di suatu sistem, terlebih dahulu kita harus mengenal sistem tersebut, dari input, proses, sampai output pada sistem tersebut kita harus mengetahuinya. Kita tidak hanya bertanya mengenai What dan How, tetapi harus lebih sering bertanya mengenai Why.


Setelah tahap brainstroming, mulailah pemetaan jobdesk komisi ini dari awal sampai akhir, dari Prokom pengawasan lembaga sampai Prokom Evaluasi GBPK.
Dan karena kita ini Komisi Pengawasan Evaluasi Pengembangan, maka kita perlu mendefinisikan juga bagaimana proses kerja yang akan kita lakukan, landasan-landasan berfikir kita, serta apa yang ingin kita capai.
Maka dari itu dibuatlah Platform Pengawasan MPM FTUI 2015, yang terdiri dari Pengawasan Awal, Pengawasan Lanjut, dan Evaluasi.

Tahapan Pengawasan Awal
merupakan tahapan dimana kita mendampingi pada saat lembaga-lembaga eksekutif baru terbentuk, masa-masa dimana perekrutan staff sampai BPH, masa-masa dimana lembaga membuat arahan besarnya, masa-masa dimana Proker-proker dibentuk.
Pada tahapan ini kita harus bisa mendampingi lembaga dalam membuat langkah awalnya sebagai permulaan untuk langkah besar mereka, kita harus bisa meyakinkan mereka bahwa mereka mempunyai goal besar dalam setahun kepengurusan ini, dan IKM FTUI memiliki GBPK (Garis Besar Program Kerja) sebagai arahan dalam mencapai Goal besar tersebut. Disini kita membantu lembaga agar dapat ikut menyesuaikan diri dengan sistem yang ada dan berfokus pada esensi dari setiap langkah demi langkah yang ditempuh mereka. Demi tujuan IKM FTUI, yang berarti fokusan kita tidak hanya bagaimana suatu lembaga merancang konsep kedepannya, namun kita juga memperhatikan bagaimana dari setiap rancangan konsep tersebut akan menjadi konsep besar IKM FTUI.


Pada tahap ini kita melakukan pencerdasan mengenai GBPK dan Alur dalam pembuatan Proker, setelah itu kita melakukan pendampingan yang nantinya kita ikut memberikan evaluasi serta saran untuk pengembangan dalam perumusan proker-proker lembaga.
Selain itu dilakukan juga proses pengenalan kembali IKG (Indeks Ketercapaian GBHI), yang nantinya akan menjadi suatu acuan kita dalam menentukan apakah tujuan atau mimpi besar tahuin ini tercapai atau tidak.
Selain itu fungsi yudikasi terkait rangkap jabatan dan anggota muda juga mulai dilakukan mengingat sedang masa perekrutan anggota-anggota lembaga.

pencerdasan GBPK secara komunal di K301


perncerdasan tiap tema dengan sistem FGD


Fungsi rapat koordinasi serta rembuk teknik di awal-awal ini sangat berperan penting demi terciptanya kolaborasi antar lembaga dalam mencapai Tujuan IKM FTUI.
Pada intinya, tahapan ini dilakukan bukan untuk menjudge mana yang bagus dan mana yang tidak, namun lebih ke bagaimana caranya kita mempertanyakan kembali langkah yang ingin ditempuh lembaga eksekutif untuk mencapai tujuannya, sehingga apa-apa yang dikonsepkan di awal merupakan konsep matang yang sudah diperhitungkan baik buruknya untuk setahun kedepan.

Seperti lingkup pemikiran kita yang anak "Teknik", segala sesuatu yang ingin kita buat (tujuan akhir), pasti selalu dilakukan terlebih dahulu dengan tahapan survey, planning, dan perhitungan (tahap perancangan). Anak Teknik ga asal bikin bangunan atau jembatan tiba-tiba jadi, pasti selalu ada tahapannya terlebih dulu.

Jika dapat dibuat alurnya, maka alurnya akan seperti ini :
Mimpi lembaga dan IKM FTUI, dituangkan ke dalam parameter IKG, setelah itu dibuat alur untuk mencapai parameter IKG yang terdiri dari proker-proker berbasis GBPK, lalu untuk penerapannya dilakukan dengan menjalankan proker-proker tersebut.

Misal :
mimpi IKM FTUI tahun ini adalah memajukan iklim IPTEK pada mahasiswa agar dapat menggali potensi-potensi mahasiswa dalam berkarya di bidang IPTEK.
Jika dilihat pada GBHI (Garis Besar Haluan IKM FTUI) maka mimpi tersebut sesuai dengan GBHI nomer 3, dan parameter IKG untuk GBHI nomer 3 adalah :

1. Persentase Rasio Jumlah Karya Ilmiah per Jumlah Mahasiswa
2. Jumlah Mahasiswa Partisipasi Keilmuan
3. Jumlah Pengembangan Teknologi kerakyatan

dari ketiga parameter tersebut berarti harus ditingkatkan agar dapat mencapai mimpi IKM FTUI pada tahun ini.
Jelas tidak akan bisa menaikan target capaian tanpa perencanaan yang matang, maka dari itu perlu dibuat suatu alur proker untuk mencapai parameter tersebut.

Misal, untuk poin parameter Persentase Rasio Jumlah Karya Ilmiah per Jumlah Mahasiswa 
untuk meningkatkan parameter ini dibutuhkan suatu rancangan kegiatan agar mahasiswa dapat tergugah untuk membuat karya ilmiah agar jumlah karya ilmiah yang dihasilkan akan bertambah.

1. Langkah pertama yang dilakukan misalnya adalah dengan membuat proker seminar tentang teknologi-teknologi seputar ruang lingkup mahasiswa dengan pembicara yang sudah berhasil membuat berbagai karya ilmiah, yang nantinya akan memotivasi mahasiswa. 

2. Setelah diasumsikan mahasiswa tergugah, maka perlu diadakan proker pelatihan menulis karya ilmiah atau proker mentoring untuk dapat membuat karya ilmiah, minimal dapat membuat karya untuk dijadikan PKM.

3. Mahasiswa juga senang dengan iklim kompetitif, maka dapat juga diadakan proker perlombaan ilmiah di tingkat teknik, yang akan menarik potensi dari mahasiswa tiap jurusan.

4. Terakhir, perlu diadakan suatu proker yang acara initinya merupakan apresiasi kepada mahasiswa teknik yang telah mengukir prestasi ilmiah dalam perlombaan-perlombaan yang diikutinya, agar dapat memacu dirinya untuk lebih berprestasi, serta mahasiswa lainnya agar dapat termotivasi.

itulah contoh sederhana bagaimana kita dapat meuangkan mimpi kita dengan menyusun sebuah rencana yang diperhitungkan menggunakan paraeter-parameter yang nantinya dapat diperhitungkan tingkat keberhasilannya.

GBPK 2014 secara umum

Tahap Pengawasan Lanjut 
merupakan tahapan dimana kita mengawasi konsep yang sudah dibuat di awal hingga menjadi suatu tahapan teknis yang dilakukan oleh lembaga eksekutif. Pada tahapan ini kita harus dapat mendampingi lembaga-lembaga dalam menuangkan konsep besar yang sudah dibuat di awal, menjadi mahakarya yang akan diciptakan wujudnya. 
Kita juga harus dapat melihat pencapaian yang dicapai oleh lembaga, dan menyesuaikannya dengan target yang telah ditentukan di awal. Kesepakatan awal antar lembaga juga menjadi poin penting yang perlu kita tinjau dalam setiap proker.
Di tahapan ini juga kita perlu melihat secara progresif pencapaian yang telah dicapai oleh lembaga, baik dari Visi Misinya, maupun capaian target IKG nya. Dari capaian-capaian tersebut, kita dapat memberi masukan serta saran agar kedepannya dapat sesuai bahkan meningkat dari target awal yang ditetapkan.

Pada sistem yudikasi, kita harus bisa memastikan semuanya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Baik dari pengawasan anggota muda yang mengikuti kepanitiaan atau menjadi pengurus lembaga, pengawasan terhadap SOP Publikasi yang sudah disepakati, pengawasan Rangkap Jabatan, dan hal-hal lainnya yang bertentangan dengan peraturan yang berlaku.
Kita juga berkerja sama dengan komisi kemahasiswaan terkait kaderisasi dari tiap lembaga, dan dengan komisi keuangan terkait pendampingan lembaga dalam hal keuangan.


Pada intinya, tahapan ini adalah dimana ide-ide besar akan dituangkan dalam suatu teknis pelaksanaan. Pada tahapan ini kita perlu memastikan korelasi antara packaging degan penanaman, kita juga perlu memastikan semuanya berjalan sesuai perencanaan.
Jangan lupa kita bukan hanya otak yang cuman bisa mikir mikir mikir, dan bukan robot yang cuman bisa kerja kerja kerja. Tapi bagaimana kita dapat melaksanakan konsep yang sudah direncanakan di awal.


Tahap Evaluasi 
merupakan tahapan dimana dilakukan berbagai peninjauan terhadap hasil dari pengawasan awal maupun pengawasan lanjut
Tahapan ini dilakukan dengan prokom penilaian, yang dilakukan setiap triwulan untuk BEM, IMD, dan IMPI, serta dilakukan setiap smester untuk BO/BSO, BOK, dan KPD.
Penilaian ini dilakukan menggunakan data-data hasil kinerja dari setiap lembaga eksekutif, dan akhir dari penilaian ini biasanya berupa hearing LPJ yang dilakukan oleh tiap lembaga kepada warganya masing-masing. Dalam hearing LPJ ini, merupakan sarana yang sesuai untuk mendengar evaluasi baik dari warga maupun MPM Fraksi beserta saran-saran pengembangan untuk ditriwulan selanjutnya.

Sesuai arahan PD PRT juga, MPM wajib mengevaluasi status BO/BSO dan KPD di lingkungan IKM FTUI, oleh karena itu KOMPAS mengadakan prokom Transfer Window yang merupakan sarana evaluasi status BO/BSO dan KPD, serta membuka peluang bagi yang ingin mendirikan KPD atau kepada BSO yang ingin berubah menjadi BO.

Poster TransWin MPM FTUI 2014


Mungkin kurang lebih begitulah jobdesk secara garis besar yang dilakukan oleh komisi pengawasan, evaluasi, dan pengembangan pada MPM FTUI 2015.
Semoga dapat menginspirasi~






Popular Posts