Apa yang sebenarnya selama ini kita lakukan?

Gua ga habis pikir jika melihat video atau gambar-gambar yang menunjukan bagaimana keadaan sesungguhnya disana, kadang gua cuman menutup mata, hanya melihat dari media massa yang penuh dengan ilusi dan kebohongan. Kadang hati gua tergerak membayangkan bagaimana nasib saudara-saudara kita disana, tapi dengan sendirinya rasa itu hilang tertutup oleh kedamaian, kenyamanan, dan kesibukan duniawi ini. Lama-lama gua sadar juga, apa sih yang bikin gua sibuk, bikin gua menutup mata dari semua kejadian di luar sana?
salah satu video yang harus dotonton (https://www.facebook.com/photo.php?v=317876065015043)

Menurut pandangan gua, kita selalu disibukan oleh hal-hal duniawi kaya gini:
(disini gua pake kata "kita" yang berarti gua juga melakukannya dan gua tau orang lain juga banyak yang melakukannya, jadi walaupun gua sampah yang cuman bisa berkata-kata doang, setidaknya gua ingin menyadarkan diri sendiri)
1. Lihat aja bagaimana penuhnya BIOSKOP kalau ada film baru, semua orang dalam dirinya merasa "wah gua bakal ketinggalan jaman kalau ga nonton film ini cepet-cepet". Lalu semua bioskop akan penuh, bahkan jika jamnya bertabrakan dengan waktu shalat kita ga peduli, yang penting bisa nonton film ASAP (as soon as possible), bukankah itu yang kita lakukan? apakah kalian merasa masih benar?
Apalagi film-film sekarang ini mulai menunjukan hal-hal yang memfitnah islam, memfitnah agama kita sendiri secara ga langsung. gua tau lo pasti sadar, lo bukan orang bodoh yang percaya begitu saja kan?
Ada juga film-film cinta yang "katanya sih" bertema islam, yaah semua ini mungkin ditunjukan agar kita terpedaya dan mencintai sesama manusia lebih dari mencintai tuhannya.
Yaaah, film emang salah satu cara yang ampuh untuk merubah cara pandang suatu bangsa, dan secara tidak langsung kita udah terseret jauh kedalam perubahan cara pandang ini.


2. Selain itu gua juga merasa disibukan dengan hobi gua sendiri, misalnya bermain game, setiap bulannya game baru muncul, mau ga mau download atau beli game tersebut, yang ujung-ujungnya cuman memuaskan diri sendiri dan buang-buang waktu tanpa ada manfaatnya. Lebih parahnya lagi itu semua sudah menjadi KEBIASAAN. Waktu laptop gua rusak sebulan, gua sempet setres bingung mau ngapain berasa kehilangan sesuatu di hidup gua, tapi ujung-ujungnya pas udah terbiasa ga ada laptop kaya bebas dari sesuatu yang telah mengikat diri gua.
Terus jaman sekarang lagi heboh dunia K-POP mau yang nari cewe semua, mau cowo semua, atau tengah-tengah. Yaaah kita liat sendiri lah gimana banyaknya yang cinta mati sama hal ginian, mengidolakan mereka, memuja-muja mereka seperti seorang sosok paling sempurna di dunia. Tapi kalau gua tanya apakah mereka islam? apakah mereka membaca qur'an? apakah keyakinan mereka? masihkah kita mengidolakan mereka? jawabannya pasti IYA, kita ga peduli hal yang kita anggap "simple" itu, kita paling membela diri kita sendiri dengan mengatakan "yaudah sih gua cuman suka sama lagunya/narinya/mukanya ganteng/cantik".
Kita nunggu-nunggu MV baru mereka, nunggu mereka comeback, suka kegirangan sendiri tiap nonton videonya atau denger lagunya, berasa hilang semua masalah di dunia ini, betul kan? gua juga kadang ngerasain walaupun ga begitu suka KPOP.
Apalagi kalau ada konser di Indonesia...................... (kalau gua ceritain bisa-bisa jadi post baru)

Yah, menyalurkan hobi kadang emang bagus buat refreshing, tapi jangan sampai lupa waktu, masih banyak hal lain yang bisa kita kerjakan, menghapal qur'an mungkin? berapa banyak orang yang senang membaca qur'an diantara kita sekarang?
Jangan sampai negri luar mengalihkan cara pandang kita dengan hal yang kita sukai sehingga kita melupakan dan menutup mata atas apa yang terjadi di luar sana.
3. Apa sih tujuan lo selama ini belajar? tujuan lo selama ini ikut kegiatan berbagai organisasi? mau gampang nyari kerja? mau cepet kaya? mau ngebahagiain orang tua? gua ga bilang itu salah sama sekali, apalagi emang kewajiban kita ngebahagiain orang tua, tapi dibalik semua itu mungkin yang kita kejar hanya kekayaan, sehingga bisa hidup enak seperti sekarang. Belajar itu kewajiban kan, tapi apakah niat dan tujuan kita belajar udah benar? ada ga yang berharap belajar biar bisa memajukan peradaban Islam seperti dulu? kalau bagi gua sih itu masih sangat jauh..
Terus bagaimana cara lo menempuh dunia pendidikan lo?
a) apakah selalu serius dalam belajar dan mengejar IP tinggi untuk mendapatkan gelar yang membanggakan?
b) atau lo serius dalam hal organisasi biar dikenal dan punya banyak kenalan, atau "pengen punya pengalaman organisasi"?
c) atau lo ga peduli dengan pendidikan lo yang dibayarin orang tua yang penting kuliah di kampus ternama, terus ga bisa ngikutin pelajarannya akhirnya ketergantungan orang lain dan panas dingin kalau ga ada yang bisa dicontek?
d) atau Lo orang yang ingin sempurna di bidang akademis dan organisasi, ga ketinggalan juga nilai agamanya.
yaaaah pilihan diatas itu bagaimana kita ngejalaninnya aja
Terus bagaimanakan bentuk dari "orang sukses" yang selalu kita dambakan?
-punya penghasilan tinggi?
-semua biaya hidup terjamin?
-punya keluarga yang dicintai?
Dan semua itu mengalihkan pandangan kita dari dunia luar, kita hanya peduli dengan keluarga kita di lingkingan yang damai dan aman, kita sibuk bekerja untuk menghidupi keluarga kita tercinta.
Tapi semua itu normal kan di kehidupan kita yang sekarang ini? jadi apa itu salah atau benar?
cita-cita gua pengen dapat nobel perdamaian dunia, lebih rinci lagi gua ingin bisa bikin suatu alat yang mempermudah hidup manusia, mimpi ini berawal dari bagaimana gua melihat cerita-cerita tentang sosok orang yang bisa memberi manfaat bagi orang banyak, dalam pikiran gua, gua mau membantu orang lain yang kesusahan, yang membutuhkan, kalau bukan kita siapa lagi?. Tapi ada juga rasa untuk dipuji atau dihargai oleh orang lain. Jadi intinya gua masih mikirin diri gua sendiri.
4. Gua ngerasa kalau saat ini kita ibadah cuman untuk diri kita sendiri, dibandingkan diluar sana mereka bisa berjihad demi membela agama kita. Terus apakah ibadah yang untuk diri kita sendiri aja udah bener?
kadang pas bulan ramadhan ini beda lingkungan, beda pertanyaannya juga
di lingkungan A orang bertanya kepada temannya, "lo udah hatam qur'an belum? tiap hari tahajud kan?"
di lingkungan B "lo teraweh ga hari ini? subuh solat di mesjid?"
di lingkungan C "lo puasa ga? puasanya udah ada yang bolong?"
Beda lingkingan bakal beda juga apa yang dipertanyakan, dan kalau lo di lingkungan itu, pasti lo bakal terbawa secara ga langsung dengan keadaan di lingkungan sekitar lo.
Gua kadang suka miris kalau denger di radio bulan puasa gini masih dipertanyakan puasa atau engga, apalagi pegawai kantoran yang masih muda dan "gaul" yang katanya suka ga tahan sama wangi kopi starbaks atau apalah.
Jadi kalau gua bandingin, di dunia ini terbagi menjadi dunia-dunia lain yang sangatlah berbeda diantara dunia-dunia tersebut. Bayangin aja yang masih mikirin kopi di bulan puasa sama orang yang berjihad di luar sana membela hak dan agamanya. jauuuuh berbeda
Jadi mungkin ke 4 hal diatas harus dipertanyakan dalam diri kita sendiri, apa sih yang kita lakukan? apa sih yang kita anggap hidup yang NORMAL ini?
semakin kita pikirin, semakin kita sadar apa yang sebenarnya terjadi? tetapi semakin kuat juga rasa dalam diri kita untuk menutup mata dari semua itu, kita ga sanggup melepas kebahagiaan dunia kita yang damai ini kan? dunia yang masih bisa untuk bercandan dan bersukaria dengan sahabat atau keluarga? dunia yang sangat kita CINTAI ini
Terus gua mikir, kenapaa masih jauh dari agama, walaupun gua terkadang sadar akan semua ini, walaupun mungkin gua udah dapet bergagai hidayah, tapi tubuh ini masih susah bergerak, masih merasa "gak tahu" apa yang harus dilakukan, merasa semua yang terjadi di luar sana itu di luar batas kemampuan gua.
Gua bingung sama diri sendiri, gua merasa udah terlampau senang dengan kenikmatan di dunia ini, jadi setiap kali gua mikirin hal kaya gini, setiap kali perasaan gua menggebu2 untuk membela agama dan saudara-saudara di luar sana yang sedang tersiksa, perasaan itu hanya kuat di awal dan lama-lama memudar ditelan hal-hal duniawi.
Gua bingung apa yang harus gua lakukan, kalau dibandingin, mungkin kita udah ketinggalan jauh dalam hal ibadah sama saudara kita di luar sana. terus apa sih yang sebaiknya perlu kita lakukan?
mungkin awalnya harus memperbaiki diri sendiri dulu, yaaaah seperti biasa, kembali lagi dalam hal "memperbaiki diri sendiri"
gua mohon maaf jika ada kesalahan di penulisan ini, ini awalnya gua buat untuk menyadarkan diri sendiri atas apa yang telah terjadi selama ini, dan gua tetep berada di zona nyaman gua.
semoga bisa menjadi pelajaran bagi diri kita semuanya
Comments
Post a Comment